Selasa, 07 April 2009

VISI dan MISI seorang manusia..


Menyadari kakikat penting kehidupan kadang kala masih menjadi sebuah persoalan yang cukup sulit untuk dilakukan setiap orang. Banyak dari masyarakat saat ini mencari hakikat kehidupan dan tujuan hidupnya dengan cara yang tidak semestinya. Sehingga sering kita jumpai saat ini seorang anak manusia yang tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam kehidupannya. Misal bermula dari coba-coba hingga menjadi kecanduan obat-obatan terlarang. Bermain api kecil yang menyulut sebuah api besar, itulah sifat dasar manusia.

Sebagai seorang muslim, tentunya hal-hal seperti ini bukanlah lagi menjadi sebuah masalah. Karena pada dasarnya, setiap manusia itu sudah ada yang menentukan sebelum ia bisa menentukan. Begitu pun dengan arahan hidup setiap insan, senantiasa sudah ada yang menentukan dan ditentukan. Jadi sesungguhnya tidak ada istilah pencarian jati diri bagi setiap insan.

Namun jangan juga di salah artikan bahwasanya kita sebagai manuia tidak memiliki ruang untuk berkembang sesuai dengan potensi kita masing-masing. Satu hal lagi yang perlu di garis bawahi, bahwa Allah SWT lah yang memberikan kepada kita peluang untuk berkreasi semaksimal mungkin dalam batasan-batasan yang ditentukan-nya. Yang perlu kita rubah adalah sudut pandang berpikir kita, bagaimana kita melihat itu semua sebagai sebuah anugerah khusus dari Allah SWT kepada hamba-Nya. Jika direnungi, sungguh mudah sebenarnya hidup kita sebagai makhluk Allah SWT. Kita sudah diberikan Visi, Misi, arahan hidup dan sikap hidup yang mengatur keseluruhan aspek kehidupan kita. Hanya saja yang menjadi permasalahan adalah bagaimana untuk menyadarinya dan menerapkannya.

Sebagai manusia beragama tentunya kita harus menyadari bahwa visi, misi, nilai-nilai hidup serta prinsip-prinsip yang mendasarinya adalah sesuatu yang bersifat given. Visi, sebagai sebuah landasan dasar untuk apa dan akan dibawa kemana arah hidup ini ditentukan dengan tujuan tertinggi adalah pertemuan kembali dengan Rabb alam ini, dengan mencapai ridho-Nya. Sedangkan misi sebagai sebuah landasan amal setiap insan untuk berbuat dan mencapai visi besarnya tersebut. Di sinilah kita sebagai manusia diharapkan mampu untuk mengembangkan dan memaksimalkan.

1. Memformulasikan Visi dan misi kehidupan
Sebagai insan yang memang sudah terarahkan kehidupannya, tentu akan mendulang ksuksean besar dalam hidupnya. Bagaimana kesuksesan tersebut mampu tergapai ialah dengan taqwa kepada Allah SWT. Karena puncak segala kesuksesan bagi seluruh manusia adalah menjadi taqwakepada Allah SWT.

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling mulia di antara kamu" (Q.S. Al-Hujurat : 13)

"Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk dari Rabb-nya, dan mereka tergolong dalam golongan orang-orang yang sukses (menang)" (Q.S. Al-Baqoroh : 5)

Jadi kesuksesan seorang insan bukanlah tercapai dengan merumuskan visi misi baru, arahan hidup baru, namun melaksanakan apa yang sudah di gariskan Allah SWT. Menggapainya dengan taqwa.

2. Mengatur waktu
Allah SWT berfirman dalam Al-qur'an

"Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali yang beriman dan beramal shalih, serta saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran"

Bahwa umur manusia juga telah ditetapkan Allah SWT dan merupakan sebuah kepastian yang tetap adanya. Inilah satu lagi yang menjadi sumber motivasi seseorang dalam bertindak, terutama seorang muslim. Bagaimana ia mampu mengatur waktu yang berarti sisa usianya untuk melakukan apa yang sudah ditetapkan padanya. Bagaimana ia mempertaruhkan hal yang begitu penting dalam hidupnya untuk mencapai visi dan misinya.

Dari sinilah kemudian Allah SWT memberikan ruang bagi makhluk-Nya untuk berkreasi, mengembangkan potensi, dan memaksimalkan ruang hidupnya. sehingga apa yang di inginkannya dalam hidup ini tercapai, Ridho Allah SWT, mardhotillah, pertemuan kembali dengan Rabb-nya.

Wallahu alam bishowab.

Sabtu, 04 April 2009

Nilai sebuah keikhlasan..

Ketika menulis blog ini baru saja saya mendapatkan sebuah pelajaran tentang arti penting kehidupan dengan sebuah nilai keikhlasan. Mungkin tidak saya dapatkan dari orang yang besar dalam arti yang sekarang banyak di tafsirkan orang, tapi dari orang yang saya anggap besar karena jiwanya, ketulusannya, keikhlasannya serta nilai-nilai kemanusiaan lainnya yang ada pada diri orang tersebut. Kisah bagaimana ketika keikhlasan dan ketulusan mampu mematahkan prinsip-prinsip moral dan kehidupan yang selama ini berkembang di mata masyarakat. Kisah ketika terbuktinya pertolongan Allah yang datang kepada hamba yang dikehendaki-Nya.

Berikut akan saya ceritakan apa yang saya pahami dari kisah beliau. Sebut saja Mr.X, seorang dengan istri dan tiga orang anak yang masih kecil yang memiliki jiwa kebersamaan dan persaudaraan yang sangat tinggi di kisah ini. Seorang pembersih masjid yang menyambi dagang buku di masjid yang di urusnya. Ketika bencana tsunami datang mendera Aceh pada 26 Desember 2004 silam, Mr.X mendapatkan suatu dorongan jiwa yang luar biasa untuk melakukan sesuatu terhadap korban ujian dari Allah tersebut. Tidak hanya menangis, bersedih, berdo'a, tapi juga ingin melakukan sesuatu yang lebih baik dari itu semua, yaitu turun, terjun langsung ke lapangan untuk melakukan semaksimal mungkin apa yang bisa dilakukannya bagi saudara-saudaranya seiman, sebangsa dan setanah air di bumi Aceh.

Dengan beristikharah, bermunajat kepada Allah dia dengan mantap akhirnya memutuskan untuk berangkat langsung ke bumi Aceh. Dengan kesediaan istri dan anak-anak yang dicintai, serta semua orang yang terlibat dalam hal-hal mu'amalah dengannya, akhirnya dia pun di perbolehkan berangkat ke Aceh. Dengan bermodalkan awal uang sebesar 200 ribu rupiah dalam kantong, 100 ribu untuk keluarga, 100 ribu untuk bekal ke Aceh (mana cukup...), serta dengan modal nekat. Namun dengan perolongan Allah dalam sekejap banyak bantuan mengalir kepadanya sehingga dalam waktu singkat hingga terkumpul uang sekitar 2 juta rupiah. Akhirnya dengan membagi setengah dari jumlah uang itu untuk keluarga yang ditinggalkannya,, dia pun melaju mewujudkan niatnya.

Berawal dari semarang menuju ke jakarta, menghadap berbagai instansi sosial yang berkepentingan demi Aceh namun tidak ada yang sanggup menerima beliau karena memang banyaknya relawan yang mendaftar pada saat yang bersamaan. Akhirnya sekali lagi dengan bermodalkan nekat dan yakin akan pertolongan Allah, dia pun berangkat ke pelabuhan merak untuk menuju Aceh dengan niat melalui jalan darat. Sesampainya disana dia bertemu dengan seseorang yang bernasib kurang lebih sama dengannya, tidak mendapat keanggotaan dari instansi sosial mana pun untuk menyalurkan rasa keinginannya untuk menolong korban tsunami di Aceh. Hanya saja orang tersebut membawa uang dalam jumlah yang sangat banyak, sangat mencukupi untuk sekedar biaya perjalanan ke Aceh melalui jalur darat. Setelah saling berbagi cerita satu dengan lainnya, alhasil seluruh biaya perjalanan ke Aceh Mr.x yang pas-pasan itu ditanggung seluruhnya oleh orang tersebut. Entah mengapa orang tersebut mau melalui jalur darat ke Aceh jika memang memiliki uang yang lebih dari cukup, begitu pikir Mr.X, mungkin karena jalur udara yang penuh, atau mungkin karena phobia ketinggian. Tapi satu yang pasti di yakini oleh Mr.x bahwa itu semua adalah karena pertolongan Allah, seperti sebelum-sebelumnya yang dialami oleh Mr.x.

Ketika tiba di medan, Mr.x berkunjung ke salah seorang kenalannya yang ada di medan, sekedar silaturahmi pikirnya. Dan memang memperpanjang tali silaturahmi itu memperluas rizki seseorang, begitu kata pepatah, dan hal itu pula yang dirasakan oleh mr.x. Sekaligus berkunjung ke seorang teman, dia juga berkunjung ke sebuah markas militer tempat penampungan logistik korban Aceh. Di sana ia bertemu dengan komandan markas yang ternyata satu daerah asal dengannya. Mr.x lalu menceritakan segala niat dan pengalamannya hingga dia bisa sampai ke Medan, hingga akhirnya entah karena apa lagi, yang jelas komandan itu mengeluarkan surat rekomendasi untuk mr.x agar bisa menumpang pesawat logistik yang akan berangkat ke Aceh. Sehingga dia pun tiba di Aceh lebih cepat dari perkiraan. Satu lagi pertolongan Allah untuk dirinya, pikirnya kemudian.

Setiba di Aceh, sekali lagi dengan kesungguhan niat dan keikhlasan pikir saya, mr.x medatangi salah satu instansi sosial yang menangani masalah evakuasi korban tsunami Aceh. Tidak dipikirkannya latar belakang instansi terkait yang ditumpanginya, yang penting dia bisa menolong dan berbuat sebanyak mungkin untuk kemanusiaan. Sungguh mengenaskan cerita yang saya dapat darinya tentang evakuasi korban tsunami, dan tak perlu di tulis disini saya pikir karena memang bukan itu tujuan saya.
Sekitar 2 minggu dia bekerja untuk kemanusiaan, datanglah instansi "gema nusa" (jika tidak salah) milik dai kondang pada masanya, Abdullah Gymnatsiar (A'a Gym). Akhirnya dia pun masuk ke gema nusa, untuk berbuat lebih banyak dengan latar organisasi yang sudah cukup dipahaminya untuk bergerak. Tugasnya yang baru hanya sebagai tukang masak, pengurus logistik korban tsunami, namun saya pikir tanggung jawab yang di embannya sangat besar. Mengurus bagaimana agar para korban ttidak ada yang kelaparan, harus memotong dan memasak empat ekor sapi setiap harinya, dan pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan masalah logistik. Mungkin pikir saya pekerjaan yang jauh lebih berat dari sekedar evakuasi korban bencana.

Dua minggu berselang, ada kebijakan bahwa anggota relawan yang sudah 4 minggu di Aceh harus pulang terlebih dahulu. Entah darimana kabar bahwa kabar bahwa dirinya berangkat ke Aceh atas dasar inisiatif dan dana pribadi dan segala pengorabannya, di dengar oleh pihak Gema Nusa, sehingga akhirnya mr.x pulang dengan dibelikan tiket pesawat (garuda boo...). Sesampainya di Jakrta, ternyata berita itu pun sudah di dengar oleh A'a Gym, dan di panggilah mr.x ke bandung (dengan pesawat lagi..) untuk menceritakan pengalamannya langsung ke beliau dan di wawancara di Radio milik yayasan A'a Gym dan ANTV. Selesai urusan di Bandung, mr.x kembali di pulangkan ke semarang dengan sekali lagi dengan pesawat yang di biayai.

Alhasil ketika kembali ke Semarang dalam waktu kurang lebih satu bulan, uang bekal perjalanan yang terkumpul atas simpati dari teman-temannya yang setengahnya disisakan untuk keluarga, tersisa hampir seluruhnya. Bahkan sang istri bisa menabung untuk menyelesaikan urusan-urusan yang ditinggalkan mr.x saat kepergiannya.

Subhanallah.. inilah contoh nyata pertolongan Allah atas hamba-Nya yang memiliki niat ikhlas untuk menolong hamba-Nya yang lain yang sedang dalam kesulitan. Ketulusan dan kebesaran jiwa seseorang tidaklah membatasi seseorang untuk terus mengasah jiwa kamanusiaannya, justru akan semakin mempertajam dan menghaluskannya. Mungkin saya tidak bisa menceritakannya dengan begitu jelas, namun yang jelas ketika mendengar cerita ini, hati saya semakin mantap akan janji-janji Allah dan Rasul-Nya.

Bagi kita yang masih menunggu dan menonton saudara kita yang kesulitan, masih adakah rasa di hatimu untuk bergerak..??

Laa yukallifullahu nafsan illa wus'ahaa.

Laa tahzan.. Innallahu ma'aana..

Jumat, 03 April 2009

Keluarga Bahagia

Bahagia seluruh semesta
bermula dari keluarga
dari tetesan susu ibu tercinta
mengalirlah sungai kasih abadi

Tumbuh dari keringat ayah
kita perah pengorbanannya yang menerpa
derai air matanya mengalir
di dalam kita membina cita-cita

Hentaslah seribu lautan
Kembaralah ke seluruh alam
takkan kau temui
semurni cinta keluarga

Masa remajamu di tusuk sang pilu
masa dewasamu di alun nafsu
ingatlah pesan ibu
ingatlah kenang ayah
kembalilah ke jalan ALLAH...